Mama.....
Aku mau makan coklat... (nada berteriak). Pokok aku ngak mau
tau. Cepat maa.....
Hmm.. begitulah cara si buah hati meminta belakangan ini.
Untuk mengambil hati orangtua, si
kecil kerap berteriak. Bagaimana jika perilaku ini menjadi kebiasaan?
Menginjak usia 5 tahun, banyak
sekali kemampuan yang sudah dimiliki si kecil. Salah satunya adalah kemampuan
untuk mengekspresikan dirinya. Berteriak adalah salah satu ekspresi yang kerap dilakukan
si kecil. Dengan berteriak, ia merasa semua yang ada dalam pikirannya bisa
ditangkap oleh orang lain.
Kenali Penyebabnya
Banyak hal yang membuat si kecil
gemar berteriak. Misalnya, karena ia meminta sesuatu, ingin diperhatikan,
meniru, atau mungkin karena alasan lain. Sebagai orangtua, Anda harus teliti
mengenalinya. Mari simak beberapa uraian berikut ini:
·
Minta
Perhatian.
Kesibukan
orangtua atau hadirnya adik baru kadang membuat si-kakak merasa terabaikan dan
tersisihkan. Nah, untuk menunjukan kekecewaannya itu, beragam cara akan
dilakukan. Menangis, mengambek, berguling, bahkan bereteriak adalah bentuk komunikasi
si kecil yang mudah dan sering dilakukannya. Dengan cara itu, ia berharap orangtua
bisa berbagi waktu untuknya atau memedulikannya.
·
Mencontoh
sekitarnya
Si kecil
adalah copycat yang luar biasa cerdasnya.
Memorinya akan merekam segala tingkah laku orang sekelilingnya. Nah, jika
orang-orang disekitarnya atau teman-teman sebayanya sering berteriak saat
melakukan dan meminta sesuatu, si kecil pun akan mengikuti kebiasaan tersebut.
·
Energi
tak tersalurkan
Pada
beberapa kasus, seperti anak hiperaktif, tempertantrum
(emosional), atau anak autis, perilaku suka berteriak sering muncul. Kelainan
tersebut membuat si kecil tidak bisa mengendalikan emosinya dengan baik. Salah satu kompensasinya adalah dengan
berteriak.
·
Karakteristik
si kecil
Beberapa teori
menyebutkan bahwa anak yang sulit diatur banyak disebabkan oleh faktor kejiwaan
orangtua saat mengandung. Stres atau banyak pikiran atau konsumsi nikotin dan
adiktif pada ibu yang tengah mengandung akan berdampak pada si janin. Setelah lahir,
dampak itu akan makin terlihat. Tidak sedikit bayi yang memperlihatkan
kecenderungan sulit diatur. Bahkan, hal itu berlanjut kala ia menginjak usia balita.
·
Pelajari
Manupulatif
Sikap ini
biasanya dipelajari anak dari pengalaman sebelumnya. Misalnya, jika si kecil
mempunyai keinginan yang ditolak orangtua, ia pun mulai berteriak-teriak. Karena
tidak tahan melihat tingkah laku si kecil, orangtua akhirnya memenuhi keinginan
tersebut.
Jangan Terpancing
Siapa yang tahan mendengar
teriakan keras si kecil yang terus menerus? Namun, membalasnya dengan teriakan,
apalagi bentakan tentu bukan jawaban. Selain tidak memecahkan masalah, cara itu
akan membuat anak akan trauma dan lebih parah lagi akan bereaksi membanting
pintu atau barang di sekitarnya! Meninggalkan si kecil yang sedang marah juga
bukan tindakan yang bijaksana, sebab ia akan merasa bahwa Anda mengabaikannya.
Lalu... apa yang harus orangtua lakukan??
Dekati si kecil, gendong bila
memungkinkan, peluk dengan hangat hinga ia merasa betul-betul di sayangi dan
dicintai. Perlahan, belai rambutnya dengan lembut sehingga ia akan lebih cepat
merasa tenang. Perasaan tenang akan membuat komunikasi Anda dan si kecil lebih
muda terjalin.
Selain orangtua tidak perlu
tersulut emosi, sebaiknya Anda pun tidak serta merta mengikuti permintaan anak
yang tidak realistis. Musalnya ia ngotot minta dibelikan mainan pada malam
hari, uang jajan yang cukup besar, gadget, dan lain sebagainya. Anda harus
mengatakan ‘tidak’. Tentunya anda
mengatakannya tanpa emosi ataupun
bernada memarahinya. Jika anda menjadi marah dan mulai memukul ataupun tindakan lain yang membahayakan, bawalah ia ketempat yang lebih
aman hingga anak menjadi tenang. Berilah
alasan logis kepadanya. Katakan bahwa ia di ilakbawa ketempat tersebut karena
tindakannya yang membahayakan.
Perlaku suka berteriak sebenarnya
bisa hilang dengan sendirinya. Namun, seringkali perilaku ini menjadi kebiasaan.
Tentu akan sulit menghilangkannya. Padahal, banyak dampak buruk dari kebiasaan
tersebut.
Sumber
Growing up parents guide